Rabu, 27 Mei 2015

History of Pasar Santa


            “Duh ngapain sih ke pasar? Pasar kan bau, becek, kotor, panas lagi.”
           “Pasar? Males ah!”
Yap, teman-teman pasti pernah kan mempraktekkan salah satu kalimat di atas? Pokoknya, kalau denger kata pasar, bawaannya males deh! Mending jalan di Mall yang lebih nyaman, lebih luas, dan berAC pula. Ga perlu sempit-sempitan kayak di pasar. Kalau kalian masih berpikiran seperti itu, yuk coba kita kenalan dengan Pasar Santa!
Hmm, apa sih Pasar Santa itu? Pasar Santa masih dikatakan sebagai pasar tradisional tentunya. Bangunan Pasar Santa tidak diubah, koridor-koridor di dalamnya memang masih dibilang sempit, dan kalau mau dikatakan panas, memang iya. Tetapi, bukan berarti Pasar Santa tidak dapat bersaing dengan resto mahal yang mungkin dengan rasa yang biasa-biasa saja.
Kalau kita datang ke Pasar Santa, di lantai bawah dan lantai 1 masih menunjukkan pasar tradisional pada umumnya yang menjual kebutuhan rumah tangga, sayur, daging, serta  beberapa penjahit, dan penjual emas. Namun, kalo kita naik lagi ke lantai 2, suasana akan terlihat sangat berbeda. Kios-kios dengan konsep yang menarik langsung mengalihkan perhatian kita. Meskipun koridornya sempit, tetapi jejeran kios di lantai 2 disusun dengan rapih dan apik. Lantai 2 bisa dibilang merupakan tempat untuk mengenalkan ide kreatif anak muda. Mungkin kalian bertanya-tanya, bagaimana bisa sebuah pasar mampu dijadikan sarana untuk memperkenalkan ide kreatif kita? Nah mari kita menengok lebih jauh tentang Pasar Santa. J



Seperti yang sudah sedikit disampaikan di awal, Pasar Santa yang berlokasi di Jalan Cipaku, Kebayoran Baru, Jakarta Selantan ini awalnya merupakan pasar tradisional seperti pada umumnya yang hanya menjual kebutuhan sehari-hari. Awalnya, Pasar Santa berhasil menyesuaikan diri dengan menggaet komunitas batik ke dalamnya. Tetapi, bukannya sukses membesarkan nama Pasar Santa, ternyata komunitas batik ini juga tidak memiliki pangsa pasar yang banyak. Akhirnya, selama tujuh tahun dari 15 Mei 2007 hingga Juni 2014, pasar tersebut seakan mati dan tidak berpenghuni. Kemudian, Bambang Sugiarto, selaku Kepala Pasar Santa, memiliki keinginan untuk mengatasi vakumnya Pasar Santa. Tak lama, Pasar Santa mendapat respon baik dari komunitas kopi dan piringan hitam yang sekaligus dapat menjadi daya tarik anak muda untuk datang ke Pasar ini. Dengan adanya Pasar Santa, kalangan anak muda menjadikan hal ini sebagai salah satu wadah mereka untuk menunjukkan ide kreatif mereka tanpa harus dijadikan komersil jika dibebani biaya sewa di Mall. Setelah itu, berbagai makanan dan minuman dari yang lokal sampai bergaya Barat beruntutan ikut memenuhi kios-kios di lantai atas Pasar Santa. Setiap kios yang ada memiliki daya tarik tersendiri yang membuat pelanggan penasaran dan ingin mampir serta mencicipinya. Lambat laun, nama Pasar Santa kembali dikenal oleh masyarakat kita, bahkan tak jarang dijadikan tempat nongkrong anak muda.



Pendapatan Pasar Santa terus bertambah seiring bertambahnya pula pelanggan-pelanggan baru. Dengan 350 kios yang sudah disewa, Pasar Santa kini terlihat ramai dan hidup. Bahkan pernah, hastag #Jajandipasar booming di twitter. Hal ini mengindikasikan bahwa Pasar Santa sukses menampilkan sisi lain pasar yang bahkan dapat mengubah pola pikir anak muda tentang pasar yang kumuh menjadi salah satu tempat rekomendasi untuk menghabiskan waktu bersama. Kini kita pun mengenal adanya Komunitas Pasar Santa, yang salah satu program yang sedang dilaksanakan adalah #Sustainablesanta.

#SUSTAINABLESANTA
            Nah, apaan lagi nih #Sustainablesanta? Yang kita tahu, nama Pasar Santa sudah terbilang cukup terkenal. Asosiasi Pasar Santa sebagai tempat nongkrong anak muda juga semakin kuat. Hal ini kemudian menjadikan sewa kios di Pasar Santa menjadi melambung tinggi. Dengan harga sewa yang relatif lebih mahal dari yang seharusnya, pedagang lama yang sudah bertahun-tahun terancam tidak dapat melanjutkan usahanya. Harga yang di luar jangkauan seperti ini yang menjadikan Komunitas Pasar Santa ingin memperjuangkan hak pedagang lama untuk tetap dapat berjualan di Pasar Santa dengan harga sewa yang terjangkau.

Gimana, teman-teman ingin membantu program #Sustainablesanta ini? Kalau kalian berminat, silakan hubungi di kontak melalui pasarsanta@gmail.com atau SMS HOTLINE: 0822 9945 8424


JJJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar